Sabtu, 28 Juni 2014

4 Kegalauan Umum Mahasiswa

Menjadi mahasiswa merupakan suatu takdir dari Tuhan yang patut disyukuri. Status ini merupakan campuran antara kebanggaan, keberuntungan, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Tak banyak anak negeri ini yang bisa menyandang gelar mahasiswa. Rasa syukur inilah yang harus senantiasa ada pada diri mahasiswa. Dimanapun kuliahnya baik di perguruan tinggi negeri ataupun swasta.

Dibalik itu semua, tak sedikit pula permasalahan yang dihadapi mahasiswa. Masalah ini bisa dikatakan juga dengan kegalauan, yakni kesenjangan antara keadaan dan harapan. Berikut 4 kegalauan umum yang dihadapi mahasiswa :
  1. Saat jadi Mahasiswa Baru : Galau sama senior, Rindu sama orang tua
  2. Saat Semester Pertengahan : Galau sama dosen killer, galau sama IP, Galau sama mata kuliah dan tugas
  3. Saat Semester Akhir : Galau sama skripsi, galau sama dosen pembimbing, galau antara asyik kerja dengan nyelesaikan kuliah.
  4. Saat Lulus Kuliah: Galau masa depan, galau cari kerja, galau antara ingin lanjut kuliah atau menikah
Sob, obat kegalauan diatas adalah mempersiapkan sebelum terjadi, atau menghadapi dengan optimis saat terjadi.   Semoga Allah melancarkan segala urusanmu, lulus tepat waktu dengan nilai memuaskan dan meraih masa depan yang bahagia. Aamiin!!!

Kamis, 26 Juni 2014

12 Kebiasaan agar Sukses Kuliah

Pengalaman sukses kuliah tiap orang tentu saja berbeda. Cara yang efektif untuk seseorang, bisa jadi tidak efektif bagi orang lain. Tetapi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar, kita bisa juga meraih kesuksesan yang sama.

Perlu diingat, kesuksesan di kampus tidaklah hanya bergantung pada selusin tips. Seorang mahasiswa harus mengupayakan berbagai cara untuk meraih kesuksesan akademik dan non-akademik di kampus.

Inilah beberapa tips yang bisa dijadikan pertimbangan agar sukses dalam kuliah :
  1. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang   Menetapkan tujuan dan memenuhinya benar-benar menjadi momentum kesuksesan. Memiliki tujuan akan memberi kita arah dalam kehidupan kuliah. Sebuah tujuan juga akan mendorong kita terus maju ketika kita ragu tentang apa yang akan kita alami.
  2. Mengikuti jadwal belajar   Kuliah adalah tentang menguasai seni multitasking. Untuk melakukan berbagai pekerjaan dalam satu waktu, kita perlu membuat jadwal kegiatan dan rencana belajar.
  3. Memanfaatkan dosen   Mahasiswa yang sukses tahu betul bagaimana cara mendulang ilmu sebanyak mungkin dari para dosen. Mereka mendatangi dosen pada saat jam kerja dan berdiskusi tentang materi kuliah. Dengan melakukan hal ini, mahasiswa akan mendapat nilai lebih baik dalam ujian, lebih puas dengan kuliah, dan merasa lebih terhubung dengan kampus dan para dosen.
  4. Menggunakan teknik belajar dan mencatat   Menguasai teknik belajar dan mencatat yang tepat memungkinkan kita untuk belajar lebih baik dan efisien.
  5. Aktif di kegiatan ekstrakurikuler Siapa bilang sukses di kampus berarti melulu menghadapi setumpuk buku? Mahasiswa yang sukses juga aktif dalam berbagai kegiatan luar ruangan seperti di unit kegiatan mahasiswa (UKM). Aktivitas ini justru meningkatkan kepuasan seseorang tentang pengalaman kuliah mereka.
  6. Memanfaatkan sumber daya kampus   Mahasiswa sukses enggak malas memanfaatkan perpustakaan dan fasilitilas lain di kampus dengan baik..
  7. Menyeimbangkan kuliah   Triknya adalah memilih mata kuliah yang bervariasi baik dari beban SKS maupun tingkat kesulitannya.
  8. Rajin kuliah dan aktif di kelas  Seperti halnya sekolah, mahasiswa yang sukses duduk di depan dan aktif dalam diskusi di kelas. Mereka bertanya dan memberikan pendapat!
  9. Memanfaatkan peralatan belajar  Dengan memanfaat peralatan belajar sebaik-baiknya memungkinkan untuk menumbuhkan kreativitas dan imajinasi.
  10. Siap menghadapi ujian   Karena ujian memberi persentase terbesar dalam nilai akhir, maka mahasiswa sukses tahu betul bagaimana belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
  11. Membuat kelompok belajar   Biasanya, seseorang akan belajar lebih banyak ketika dia belajar bersama di sebuah kelompok kecil ketimbang belajar sendiri. Seseorang akan belajar lebih baik dengan mengajari orang lain karena materi yang kita ajarkan menjadi lebih kuat menancap di memori.  Sebaliknya, kita juga bisa meminta saran dari teman tentang hal yang belum kita kuasai.
  12. Tidur cukup    Kuliah membutuhkan tubuh yang sehat.  Mahasiswa butuh istirahat yang cukup serta sehat secara fisik dan psikis. Lama tidur yang dijalani seseorang berdampak besar pada performa akademiknya. Mendapatkan otak yang encer dimulai dengan tidur yang cukup.  

Rabu, 18 Juni 2014

Kopi dan Kehidupan Saya


Minum kopi merupakan kegemaran bagi banyak orang, terutama di kota-kota besar seperti Bandung, terlebih kini banyak coffeeshop yang tidak hanya menawarkan sensasi minum kopi yang nikmat, namun juga menyediakan tempat yang cocok untuk meeting, diskusi, dan rapat. Bahkan di kamar kos, secangkir kopi mampu menghangatkan suasan belajar dan saat mengerjakan tugas kuliah.

Menurut catatan Wikipedia, kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830—1870) masa penjajahan Belanda di Indonesia. Saat itu Belanda membuat perkebunan komersial pada koloninya di pulau Jawa, Sumatera dan beberapa wilayah Indonesia Bagian Timur, dan hingga sampai sekarang perkebunan-perkebunan tersebut masih ada.

Bagi saya, kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan yang sulit untuk dipisahkan. Ini bukan tanpa alasan atau lebay. Kecintaan akan kopi bermula sejak kecil, kurang lebih di usia 3 tahunan. Awalnya suka meminta sedikit kopi hitam dari
gelas Ayah atau Ibu. Karena saya menyukai dan terus meminta ketika mereka menyeduhnya, akhirnya kedua orang tua saya ini membelikan kopi cair. Kopi cair ini adalah kopi instan dimana hanya membutuhkan 1-2 sendok teh untuk satu gelas. Alasan mereka memberikan ini karena usia saya yang masih kecil dan terlalu berbahaya jika keseringan minum kopi hitam.

Berawal dari itulah, maka efeknya sampai sekarang. Bahkan saya sudah bisa dikatakan kecanduan dengan minuman yang satu ini. Rasanya hidup ini hambar jika tidak meminum kopi. Apalagi jika momennya dibilang pas, ditambah kopi maka akan menjadi momen sempurna. Hhe.

Ada satu hal yang unik dari kecintaan saya kepada kopi ini. Saya pernah membawa kopi kecintaan saya yaitu kopi hitam ke dalam kelas saat masih bersekolah dulu, dan saya meminumnya saat guru menerangkan pelajaran. Dalam aturan sekolah saya dulu, siswa dilarang minum atau makan didalam kelas, kecuali guru-guru tertentu yang membolehkan itupun hanya air putih dan permen. Ada sih teguran, tapi hal itu sulit di taati. Tanpa efek jera, kebiasaan itupun terus berlanjut sampai diikuti oleh teman-teman yang lain. Selain itu, saat sakitpun mengkonsumsi kopi adalah keharusan. Bahkan pacar saya dulu pernah melarang minum kopi saat sakit dan mengurangi konsumsi kopi, tapi itu tidak dihiraukan bahkan sempat saya akan memutuskannya.

Kopi hitam itu menurut saya adalah filosofi hidup. Hitam kopi dan rasa pahitnya adalah simbol dari ujian hidup, kesedihan, kepedihan, kerja keras, perjuangan, ideologi, keteguhan, dan sebagainya. Manisnya gula adalah simbol dari doa, senyum, manisnya hidup, keindahan, dan sebagainya. Dan apabila dicampurkan akan menimbulkan kenikmatan, seperti halnya hidup ini antara perjuangan dan doa yang terus dilakukan akan mendapatkan hasil yang optimal.

Di universitas pun semakin menjadi. Tiap kuliah pasti uang jajan sebagian besar habis untuk kopi. Membawa kopi ke dalam kelas pun saya tularkan kembali kepada rekan-rekan di kelas. Sama seperti waktu sekolah, dosen pun tak kuasa melarangnya. Setelah kuliah beres, nongkrong pasti di warung kopi, atau di lantai depan fakultas sambil minum kopi. Apalagi saat mengerjakan tugas, tanpa kopi sepertinya tugas tidak akan beres.

Kopi pun bisa dijadikan media pembuka untuk berkomunikasi atau peningkat keakraban dengan sesama, kawan. Gak percaya? Cobalah kita nongkrong, kemudian membawa kopi, ketika ada temen lewat atau temennya temen kita, lewat kopi bisa menjadi alat pembuka percakapan selain rokok. Setelah terbuka, Insyaallah, komunikasi tidak akan kaku dan mendekatkan keakraban. 

Itu cerita saya tentang kopi. Bagaimana dengan Anda ?

Sabtu, 14 Juni 2014

Pertama Kali Wirausaha di Kampus

Area kampus memang menjadi suatu peluang untuk mahasiswa dalam mengembangkan jiwa wirausaha. Membuka usaha di area kampus memiliki peluang usaha sangat besar. Lingkungan kampus yang sangat ramai adalah gudangnya peluang usaha. Tidak perlu modal besar untuk memulai usaha di area kampus, tapi hanya perlu melihat dengan jeli peluang usaha di area kampus.



Salah satu usaha yang bisa Anda jalankan di area kampus adalah usaha kuliner. Di daerah kampus, usaha kuliner adalah usaha yang paling bisa diandalkan. Jika Anda berniat untuk menjual makanan, perhatikan harga jual makanan yang hendak di jual. Jangan mematok harga terlalu mahal. Hal ini karena pada umumnya mahasiswa lebih memilih makanan yang murah.

Memulai wirausaha di area kampus membutuhkan keberanian. Berani disini adalah dengan memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa lainnya. Disinilah cara kita mempromosikan sesuatu diuji.

Sebagai pemula, memang merasa
ragu. Ragu akan dagangan tidak laku, takut tidak ada yang membeli, dan sebagainya. Maklumlah ini pertama kalinya saya berwirausaha. Usaha saya adalah menjual roti di kampus.

Bisnis ini bermula dari obrolan di mesjid kampus selepas shalat Isya. Saya, Arie, dan Ali yang ada pada saat itu. Kita sharing tentang kehidupan dan kuliah, serta membicarakan tentang masa depan.

Adalah Arie Anggriawan, teman sekelas di kampus yang telah mendoktrin saya agar berani untuk keluar dari zona nyaman sebagai pengemis kepada orang tua. Dia menjelaskan sistem bisnis yang dulu pernah dijalaninya. Sederhana memang. Hanya membutuhkan keberanian menawarkan kepada mahasiswa lainnya di kampus dan membangun relasi.

Dari obrolasn itulah, mulai terbangun ide. Kita sepakati untuk menjual roti di kampus dengan sasaran mahasiswa khususnya mahasiswa karyawan di kampus kita, Uninus Bandung. Roti ini di dapat dari produsen roti, kemudian kita menjualnya di kampus. 

Persiapan dimulai. Jumat keliling-keliling mencari alamat produsen. Nyasar-nyasar di kompleks, tanya kesana kemari dan akhirnya ketemu juga. Namun ternyata rotinya habis jadi yaa ga bisa langsung beli, karyawannya mengatakan harus order terlebih dahulu dan bisa diambil mulai malam ini sehabis isya. Oke saya bilang. Saya order dan malam itu juga mendapatkan barang.

Dan hari ini, Sabtu tanggal 14 Juli 2014 adalah hari pertama kita jualan. Alhamdulillah laris manis untuk awal yang baik. Keraguan saya mulai pecah, dan saya berani untuk berdagang. Ternyata berdagang itu memiliki prospek yang baik, asal dijalani dengan ketekunan. Mengumpulkan ratusan rupiah dari hasil jualan jika terus ditabungkan maka akan mendapatkan beberapa ribu, bahkan jutaan rupiah. 

Keinginan saya untuk mandiri mulai terbuka lebar. Sederhana sekali, yaitu ingin memenuhi kebutuhan hidup dengan mengurangi beban orang tua. Bertahap, sedikit demi sedikit  mandiri, Insyallah nanti bisa. Dan saya harap saya bisa membiayai skripsi dari hasil wirausaha ini. Aamiin. 

Selasa, 10 Juni 2014

Keinginan Saya Setelah Lulus Kuliah

Setelah lulus mau jadi apa?
Ini merupakan pertanyaan yang sering dilontarkan hampir kebanyakan orang kepada anak bangsa yang sedang menjalani proses menuntut ilmu, baik di sekolah ataupun di universitas. Pertanyaannya sangatlah simpel, dan enak untuk diucapkan oleh penanyanya. Namun tahukah Anda, bila pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab oleh kebanyakan pelajar atau mahasiswa kita?

Menurut opini saya, pertanyaan diatas merupakan pertanyaan mendalam yang pernah ada dan populer. Betapa tidak, banyak pelajar yang kesulitan untuk menjawabnya, walaupun dia merupakan siswa yang tergolong pandai. Mengapa demikian?
Karena ini menyangkut psikologis yang mendalam dari individu itu sendiri. Butuh kesiapan mental dan perencanaan yang matang terhadap tujuan dan gambaran masa depan terlebih dahulu serta perbandingan terhadap keaadaan sekarang, barulah bisa menjawabnya.

Ketika pertanyaan itu tertuju kepada saya, jawaban saya simpel, yaitu ingin hidup sejahtera. Ya, menurut saya banyaknya kekayaan bukanlah tolak ukur kesuksesan. Tapi kesejahteraanlah yang merupakan tolak ukurnya. Realitanya, banyak orang yang kaya secara materi tapi tidak sejahtera, banyak tekanan, atau bahkan dihantui masalah sosial, psiko, hukum, dan kesehatan. 

Jika diberi umur oleh Allah, setelah lulus ingin membangun negeri. Yups, membangun negeri. Membangun negeri itu tidak harus hanya mejadi abdi pemerintah seperti pegawai negeri sipil, atau terjun menjadi prajurit. Mengurangi angka pengangguran pun adalah cara untuk membangun negeri. Menjadi wirausahawan pertanian dan memberikan lapangan pekerjaan itu merupakan keinginan saya dalam membangun negeri.

Membangun negeri itu butuh perjuangan yang ekstra, seperti belajar dan memiliki cita-cita. Dari dulu bahkan sejak TK saya sudah memiliki cita-cita. Berawal dari keinginan membahagiakan masa tua Ibu dan Bapak dan memiliki lahan pertanian, perkebunan yang luas merupakan cita-cita pertama saya. Namun seperti halnya anak lain pada umumnya, menjadi seorang dokter adalah pilihan cita-cita sewaktu SD, walaupun saya takut dengan yang namanya mayat dan hantu, hhe. Kemudian berkembang lagi cita-cita ingin jadi ini atau ingin jadi itu. Bahkan sewaktu kelas 8 SMP, brkeinginan menjadi seorang politisi berlatar belakang hukum. Tak sedikit coretan dibuku pelajaran bertuliskan Dr. H. Ade Rahayu Irawan, S.H.,M.Si., lengkap dengan tanda tangan dan tulisan jabatan gubernurnya.

Namun, beberapa minggu menjelang Ujian Nasional, keinginan menjadi seorang politisi seolah memudar. Ketika teman-teman sudah sibuk membicarakan sekolah lanjutan atasnya, saya hanya bisa merenung. Dihantui kegundahan mau dilanjut kemana dan dengan apa saya sekolah. Yang ada dalam benak adalah minimal melanjutkan SMA dan memiliki ijazah SMA. Terus berdoa dan mencari informasi, akhirnya saudara mengenalkan tentang sekolah pertanian (SPMA) di Cimalaka Sumedang, dan yang lebih membahagiakan lagi dibiayai oleh pemerintah.

Setelah mendapat informasi tersebut, laman awal mozilla firefox yang biasanya langsung tertuju pada akun friendster seketika itu pula dialihkan dengan pencarian SPMA Cimalaka terus mencari informasi dan peluang, hingga pada akhirnya saya di SPMA Tanjungsari. Dan setelah lulus pun saya kerja dibidang pertanian kemudian melanjutkan studi di Fakultas Pertanian.

Kuliah di bidang Pertanian bagi sebagian sebagian orang memang dianggap rendah. Paradigma akan pertanian itu kotor, sawah, ladang, dan identik dengan kehidupan petani yang kebanyakan merupakan (maaf) keluarga miskin, menjadi acuannya. Tapi paradigma itu bukanlah hal yang menciutkan langkah saya untuk sejahtera. 

Bagi saya, pertanian itu menjanjikan, vital, bidang pekerjaannya luas, dan peluangnya besar. Mengapa demikian? Salah satu alasannya adalah perbandingan antara luasnya bidang pekerjaan dan peluang namun berbanding terbalik dengan jumlah peminat. Misalkan unit usaha agribisnis perkebunan yang sedang berkembang pesat, namun keinginan generasi penerus bangsa sedikit yang meminatinya.

Langkah awal dalam membangun negeri bagi saya adalah belajar. Dengan ilmu dan penguasaan teknologi serta ditunjang dengan latar belakang pendidikan barulah tahap kedua yaitu bekerja untuk mengumpulkan modal. Bekerja dibidang perkebunan di luar Jawa adalah impian saya karena menjanjikan masa depan yang cerah, dan akan memberikan suntikan modal yang besar untuk wirausaha saya, walaupun konsekuensinya harus meninggalkan keluarga dan kehidupan kota yang serba terfasilitasi. Yups, wirausaha itu butuh modal dan kemandirian, dan resiko itu selalu ada. Jika memiliki modal sendiri, mudah bukan untuk memulai usaha?



Tak lupa sesuai cita-cita waktu kecil, bahwa membahagiakan keluarga adalah cita-cita. Memberikan jaminan hari tua kepada orang tua, memberikan kebahagian pada keluarga, membatu membiayai sekolah anggota keluarga. 


Setelah modal terkumpul barulah berinvestasi. Banyak cara untuk berinvestasi, seperti memiliki investasi saham, dan terpenting bagi saya memiliki lahan pertanian dan memberi pekerjaan kepada penduduk sekitar. Menjadi petani itu menyenangkan, lho




Dengan menjadi petani dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat, itu merupakan cara membangun negeri. Jika kita bisa memberikan pekerjaan kepada masyarakat, otomatis kita ikut mengentaskan kemiskinan di masyarakat. Ini merupakan tanggung jawab moral mahasiswa sebagai generasi penerus dan pembangun bangsa. 



 Kemudian, saya ingin membangun rumah tangga dengan gadis impian saya. Walaupun dari awal semester 1 sampai tulisan ini saya tulis (menjelang UAS semester 2) masih belum memiliki pasangan. Tapi suatu hari nanti pastilah ada. Aamiin. 
Membangun rumah dengan penuh kebahagiaan itu keinginan saya. Kesejahteraan itu membutuhkan kebahagiaan.




Terlintas pula keinginan saya untuk menjadi tokoh masyarakat dan memiliki yayasan amal. Indah rasanya hidup ini jika bisa membantu. Kita bisa berguna di masa depan kelak, walau saat ini merupakan beban orang tua. Inilah keinginan kuat yang tertanam di hati saya agar berguna di masa depan. 



Memiliki yayasan seperti halnya mereka yang membangun negeri. Lihatlah warga Jerman di NTT yang membangun yayasan kemanusiaan dengan membangun rumah sakit dan pendidikan penduduk kurang mampu sampai akhirnya menjadi WNI. Ini merupakan salah satu teladan dan inspirasi besar untuk saya, dan Insyallah suatu hari nanti keinginan saya mendirikan "Ade Rahayu Irawan Foundation" bisa terwujud. Aamiin.

Senin, 09 Juni 2014

Pandangan Ade Rahayu Irawan mengenai Kuliah



Mau jadi apa setelah kuliah?
Pertanyaan yang terus menghantui perasaan saya dan saya yakin beberapa kawan saya merasakan hal yang sama dengan saya. Yups, saat SMK/SMK kita merasa optimis bahwa dengan kuliah semua akan terasa terbuka lebar tentang masa depan. Dengan kuliah semuanya akan terbuka lebar tentang sebuah profesi yang kita dambakan, tentunya sesuai dengan program studi yang kita jalani. Salah memilih jurusan memang menjadi masalah
jika kita mencita-citakan suatu masa depan tertentu. Contohnya bagaimana gampang seorang lulusan fakultas sastra menjadi seorang teknisi di perusahaan tambang, dan sebagainya.

Kuliah memang menjadi pilihan untuk masa depan yang lebih baik. Dengan kuliah kita bisa membuka wawasan dan pengetahuan yang luas. Kuliah merupakan ibadah jika diniati dengan baik, karena merupakan cara untuk menuntut ilmu. Menuntut ilmu merupakan anjuran dari Nabi Muhammad SAW.  Karena orang berilmu akan kedudukannya akan lebih dimuliakan apabila dapat mengaplikasikan dengan baik ilmu yang dimilikinya.

Permintaan lulusan D3 atau sarjana yang merupakan output dari dunia perkuliahan saat ini memang sudah sangat banyak ditemukan. Beberapa perusahaan atau lembaga sudah banyak yang menginginkan karyawannya memiliki kualifikasi pendidikan D3 dan sarjana. Misalnya saja profesi guru di sekolah menengah pertama yang sudah mulai menerapkan minimal sarjana pendidikan untuk mengajar. Ini bukan menganggap rendah lulusan SLTA atau dibawahnya, tapi memang begitulah kenyataan dilapangan kerja bahwa banyak perusahaan atau lembaga meminta kualifikasi pendidikan dari lulusan perguruan tinggi. Akibatnya banyak yang merasa sakit hati akan kebijakan ini, dan menambah daftar panjang pengangguran di negeri ini.

Hal ini merupakan sebuah tuntutan dan realita yang terjadi dikehidupan nyata. Kemajuan yang pesat dibidang IPTEK dan munculnya kesadaran akan pentingnya pendidikanlah yang merubah pemikiran masyarakat secara global. Berbagai upaya meningkatkan taraf pendidikan dilakukan, dari mulai wajib belajar 9 tahun, kemudian digagas lagi menjadi wajib belajar 12 tahun dan yang terbaru ada wacana wajib belajar sampai Sarjana. Selain itu, pemerintah sedang gencar-gencarnya memberikan beasisawa diikuti pihak swasta, dan menjamur pula pendirian perguruan tinggi swasta.

Namun, dibalik realita diatas, masih banyak cara yang bisa dilakukan anak bangsa bagi mereka yang belum memiliki kesempatan kuliah. Ada beberapa alternatif sebagai penggantinya seperti mengikuti kursus, mengasah keterampilan dan berwirausaha. Pemerintah pun menganjurkan untuk kursus dan memiliki keahlian. Karena dengan memiliki keahlian kita tidak akan terlalu galau dengan masa depan. Contohnya mereka yang memilih mengasah keterampilannya adalah Bob Sadino, sang pengusaha dibidang pertanian. Beliau sukses bukan denngan cara yang instan, tapi dengan terus mengasah keterampilannya dan mempelajari strategi bisnis, sehingga wirausahanya menjadi besar dan dapat membantu mengurangi pengangguran.


Bagi yang setamat SLTA kemudian bekerja, selipkanlah dalam hati niatan untuk kuliah. Bekerja sambil kuliah menyenangkan lho. Justru perilaku ini merupakan contoh pribadi yang mandiri karena mengurangi beban orang tua. Sekarang banyak perguruan tinggi yang menawarkan kuliah kelas karyawan dan keadaan ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Apabila kita diposisi ini, ubahlah prioritas menjadi kuliah sambil bekerja. Dengan kuliah kita bisa mendapatkan promosi jabatan, meningkatkan kualitas kerja, dan menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan taraf pendidikan sehingga kesejahteraan hidup dapat diwujudkan.